CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Senin, 29 Desember 2008

Berdamai Dengan Air

Saya tidak akan pernah lupa nasihat ibu saya, “nyalakan air jika bak kamar mandi kosong. Isikan sampai sedikit meluber, tapi jangan biarkan air di kamar mandi terbuang banyak karena kran tak dimatikan.” Bagi ibu saya, itu bukan sekedar nasehat berhemat air, itu juga falsafah hidupnya. Menyalakan air kran kamar mandi adalah metafora rejeki. Jika tampungan kosong maka rejeki harus diisi sampai penuh dan sedikit meluber (luberan air yang sedikit itu melambangkan ‘pembersihan’). Tapi tidak boleh membuang rejeki dengan sia-sia (kran tak dimatikan). Sampai sekarang saya selalu mematikan kran air, sekaligus risih dengan kran yang tak dimatikan baik itu di rumah sendiri atau di tempat-tempat umum.

0 komentar: