Hidupku seperi batang batang kayu kering
Aku masih merasakan setiap perih
dari patahan patahan lalu. Atau rasa sakit
dari panas terik yang mengguyurku
Karena itu, aku tertawa
Setiap kali orang bercerita tentang dingin salju
Hari itu tawaku terhenti, tatapanmu keras
menampar wajahku, sekeras bola salju
yang meluncur di bola matamu
Perempuan indah
: memadamkan api dengan tatapannya
Perempuan baik
: menumbuhkan bunga di tanah kering
Perempuan biasa
: membuat seorang lelaki berdoa mengharapkannya
Lelaki tak pernah tau sepenuhnya
perempuan yang sedang dihadapi
Atau, itulah pemahamanku tentangmu
Ya, aku ingin memahami setiap gerakmu
menghargai setiap ucapmu
Meski tatapku kadang melihat pucat
matahari senja di sorot matamu
Tapi aku percaya, suatu saat itulah cahaya pagiku
Seperti cahaya pagi ini, yang memantulkan keharuman,
yang melukis bayang wajahmu tepat di wajahku
0 komentar:
Posting Komentar